INFEKSI YANG MENYERTAI DALAM KEHAMILAN
DAN PERSALINAN
1. SIFILIS
a. Penyebab
Treponema palidum. Masa tunasnya 2 – 6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah masuknya kuman ke dalam tubuh.
b. Jenis
Sifilis ada dua yaitu yaitu :
o Sifilis congenital yaitu sifilis yang dibawa bayi sejak lahir
o Sifilis akuisita yaitu sifilis yang ditularkan melalui hubungan seks dengan pasangan penderita sifilis
Berdasarkan stadiumnya, sifilis dibagi menjadi :
1) Lues primer : Luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri, biasanya tunggal. Terdapat pada mulut, dubur atau alat kelamin. Luka dapat berupa bintik dan dapat berkembang menjadi borok yang mengeluarkan cairan tanpa warna (tetapi bukan darah), teraba bundar atau oval dan keras.
2) Lues sekunder : bintil / bercak merah ditubuh, masa laten tanpa gejala klinis yang jelas. Pada tahap ini orang merasa tidak sehat, muncul gangguan pada kulit yang berupa ruam merah gelap. Ruam tersebut muncul pada bagian belakang kaki, dan dibagian muka lengan dan sering juga pada tubuh, wajah, tangan dan kaki bagian bawah. Kelenjar seluruh tubuh dapat menjadi bengkak. pada stadium ini luka sangat mudah menular.
3) Lues laten : Dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai bertahun-tahun, tanpa gejala.
4) Tersier : Kelainan saraf, jantung, pembuluh darah dan kulit. Hal ini dapat menyebabkan kematian, kebutaan, kelumpuhan.
c. Pengaruh sifilis terhadap kehamilan
• Infeksi pada janin terjadi setelah 16 minggu kehamilan, dimana treponema telah dapat menembus barier plasenta
• Akibat yang timbul : kematian janin, partus prematurus, gangguan pertumbuhan intra uteri atau dapat berupa cacat bawaan (sirosis hepatic, spenomegali, pankreatitis congenital)
d. Therapi :
1) Benzatin Penisilin 4,8 juta unit IM setiap minggu hingga 4 kali pemberian
2) Doksisiklin 200 mg oral dosis awal. dilanjutkan dengan 2 x 100 mg oral hingga 20 hari
3) Seftriakson 500 mg IM selama 10 hari
Pada bayi :
Setiap bayi dengan dugaan atau terbukti menderita sifilis congenital, hendaknya dilaksanakan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologic tiap bulan sampai negative. Beri salah satu antibiotic berikut :
4) Benzatin penisilin 300.000 iu/kgBB per minggu hingga 4 kali pemberian
5) Seftriakson 50 mg/kgBB dosis tunggal per hari hingga 10 hari
6) Terapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan dan penggunaan instrument
7) Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri
8) Pastikan pengobatan lengkap dan control terjadwal
9) Pantau lesi kronik atau gejala neurologik yang menyertai
2. HIV / AIDS
a. Penyebab
Human immunedeficiency Virus. Yaitu sejenis kuman yang dapat menyerang system kekebalan tubuh manusia, yaitu dengan merusak sel darah putih.
Dapat ditularkan melalui :
Hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV
Transfusi darah yang tercemar HIV
Pemakaian alat-alat seperti jarum suntik secara bersamaan.
Ibu hamil penderita HIV kepada bayi yang dikandungnya melalui plasenta.
b. Gambaran Umum
Penilaian Klinik
• Penyakit Aquired Imunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit yang relative baru tetapi menimbulkan banyak masalah kesehatan, terutama sekali bila terjadi pada ibu hamil.
• Termasuk Penyakit Menular Seksual (MPS), tetapi dapat pula melalui darah atau produk darah yang terinfeksi, tusukan/luka benda tajam yang tercemar.
• Penyakit ini ditandai dengan gangguan system kekebalan tubuh sehingga mudah terjadi infeksi oleh mikroorganisme oportunitis dan timbulnya tumor spesifik.
• Diagnosis melalui pemeriksaan serologic dengan metode ELISA.
• Transmisi dari ibu ke janin, dapat terjadi secara transplasenter, saat persalinan dan (jarang sekali) melalui air susu ibu.
c. Penanganan
Penapisan dilakukan sejak asuhan ante natal dan pengujian dilakukan atas permintaan [asien dimana setelah proses konseling risiko PMS dan hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan memandang perlu pemeriksaan tersebut.
Upayakan ketersediaan uji serologic (ELISA)
Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang berkaitan dengan kehamilan dan risiko yang dihadapi.
Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative, lakukan konseling untuk upaya prefentif (penggunaan kondom).
Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi oportunitis
Lakukan terapi sesegera mungkin, terutama bila konsetrasi virus 30.000 – 50.000 kopi RNA/ml atau jika CD4 menurun secara drastic.
Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang dihadapi (pervaginam atau perabdominal, perhatikan prinsip pencegahan infeksi).
3. GONORHOE
a. Penyebab
Kuman Neisseria Gonorrhe dan ditularkan melalui hubungan seksual. Masa tunas antara 2 – 5 hari.
b. Gambaran Umum
Keluhan yang umum adalah rasa sakit dan panas saat buang air kecil atau disertai dengan keluarnya nanah dari alat kemaluan berwarna kuning kehijauan.
Pada wanita biasanya tanpa disertai gejala atau rasa sakit. keputihan berwarna kental dan kekuningan, dan adanya rasa nyeri pada rongga panggul jika sudah terjadi komplikasi.
c. Pengaruh terhadap kehamilan
Komplikasi pada trimester pertama adalah salpingitis gonoroika, salfingo-ooforitis dan pelvioperitonitis, yang disebabkan oleh bakteri yang naik dari serviks ke endosalping.
Pada permulaan kehamilan trimester II, bakteri dari serviks uteri tidak dapat mencapai ke daerah endosalping karena korion sudah melekat deng desidua dan menutup kavum uteri.
d. Penanganan
1) Pada kehamilan
Pada masa kehamilan, brikan salah satu antibiotika di bawah ini :
Ampisilin 2 gr IV dosis awal, lanjutkan dnegan 3 x 1 gr oral selama 7 hari
Ampisilin + sulbaktam 2,25 gr oral dosis tunggal
Spektinomisin 2 gr IM dosis tunggal
Seftriakson 500 mg IM dosis tunggal
2) Pada nifas
Bila pada masa nifas berikan salah satu antibiotic berikut ini :
Sipofloksasin 1 gr oral dosis tunggal
Trimethoprim + sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal
3) Ofthalmia neonatorum (konjungtivitis) yang disebabkan oleh gonohre (waktu bayi melalui jalan lahir) , diobati dengan garamisin tetes mata 3 x 2 tetes dan salah satu antibiotic di bawah ini :
Ampisilin 50 mg/kg BB IM selama 7 hari
Amoksisiklin + asam klavulanat 50 mg/KgBB IM selama 7 hari
Seftriakson 50 mg/kg BB IM dosis tunggal
4) Lakukan konseling tentang penggunaan metoda barier dalam melakukan hubungan seksual selama pengobatan, upayakan pencegahan lanjutan, risiko PMS terhadap ibu dan bayi yang dikandungnya / dilahirkan.
5) Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6) Buat jadwal kunjungan ulang dan pastikan pasien (dan pasangannya) akan menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.
4. CYTOMEGALOVIRUS (CMV)
a. Penyebab
Virus CMV (Citomegalovirus ) termasuk dalam keluarga virus herpetoviridae. Infeksi virus ini dapat terjadi pada bayi, anak-anak dan remaja yang sedang aktif dalam kegiatan seksual aktif.
b. Epidemiologi
Penularan CMV dari ibu ke janin bila terjadi infeksi selama kehamilan adalah sebesar 40 %. 10 – 15 % janin yang terinfeksi CMV, lahir disertai gejala. Penderita infeksi primer tidak menunjukkan gejala khusus, tetapi virus tetap hidup dengan status “ laten ”. Virus ini akan aktif bila inang mengalami penurunan kondisi fisik seperti wanita yang sedang hamil atau orang yang mengalami pencangkokan organ. Jika infeksi pada wanita hamil terjadi pada awal kehamilan maka kelainan yang ditimbulkan semakin besar.
c. Penularan
• transfuse darah
• Ibu ke janin lewat plasenta
• Gantian jarum suntik
• Partus spontan
• Seksual (semen dan secret vaginal), ciuman intensif (saliva)
• urin
• Jaringan ginjal dan hepar pada transplantasi ginjal.
d. Akibat yang ditimbulkan
• Kelainan congenital janin : hidrosefalus, mikrosefalus, mikrophtalmia, ensefalitis, hepatosplenomegali dan kebutaan.
• Infeksi pada ibu hamil menyebabkan :
- Lahir premature
- BB rendah
- memperlihatkan gejala kuning
- Ukuran kepala lebih kecil
- Pengkapuran otak
- Pembesaran hati dan limfa
- kerusakan pada mata dan telinga
- Keterbelakangan mental
- Gangguan pembentukan darah
Sekitar 1/1000 dari bayi lahir cacat karena CMV dan disebut mengidap CMV syndrome
e. Terapi : belum ada terapi yang manjur untuk infeksi ini.
Alternatif yang diberikan adalah :
1) Anak
• Glaciclovir per infuse
a) 5 mg / 8 kgBB / 2x sehari selama 2 minggu
b) 7,5 mg / 13 kgBB / 2xsehari selama 2 minggu dilanjutkan dengan 10 mg / 13 KgBB / 3 x seminggu selama 3 bulan
2) Dewasa
Infus Glaciclovir 500 mg dalam larutan RL atau Asering 500 cc untuh 3 tahap. Masing-masing tahap 3 vial 500 mg selama 24 jam
Bagi penderita cangkok ginjal atau hepar dan penderita AIDS cara pemberian disesuaikan dengan kondisi penderita.
Rencana mendatang adalah Valganciclovir 10 kali lipat lebih baik daripada Glaciclovir oral.
5. HERPES GENITALIS
A. Penyebab
Penyebab adalah HSV2 (dimukosa alat kelamin) dan sebagian kecil HSV1 (dimukosa mulut).
Masa inkubasi sekitar 3 – 7 hari.
HSV 1 : bagian paling disukai adalah lendir mukosa di mata dan mulut, hidung dan telinga. Berupa vesikel-vesikel kecil tersebar
HSV 2 : bagian paling disukai adalah pada alat kelamin dan peri anal. Bercak vesikel besar, tebal dan berpusat.
B. Gambaran Umum
Timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis
kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah 2 – 3 hari, bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
5 atau 7 hari kemudian, vesikel pecah dan keluar cairan jernih dan pada lokasi vesikel yang pecah timbul korepeng.
Bila mengenai regio genetalis yang cukup luas dapat m enyebabkabn gangguan mobilitas, vaginitis, uretritis, sistitis.
Gejala awal dapat berupa rasa terbakar dan gatal pada daerah lesi, setelah lesi timbul diikuti gejala malaise, demam, nyeri otot dan nyeri saraf. Lesi dapat berbentuk vesikel berkelompok dan mudah pecah. Kelenjar limfe regional dapat membesar dan nyeri pada perabaan.
C. Pengaruh terhadap kehamilan
Dapat menimbulkan abortus, anomaly congenital dan infeksi pada neonatus (conjungtivitis / keratitis, ensefalitis, vesikulitis kutis, ikterus dan konvulsi).
D. Penanganan
1) Atasi nyeri dan demam dengan parasetamol 3 x 500 mg
2) Bersihkan lesi dengan larutan antiseptic dan kompres dengan air hangat. Setelah nyeri berkurang, keringkan dan oleskan asiklovir 5 % topical
3) Berikan asiklovir oral 200 mg tiap 4 jam
4) Rawat inap bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, retensi urin, konvulsi, neurosis, reaksi neurologik local, KPD, partus prematurus.
5) Obati pasangan dengan asiklovir oral selama 7 hari
6) BIla diputuskan untuk partus pervaginam, hindarkan transmisi ke bayi atau penolong.
6. VARICELLA
a. Penyebab
Virus varisella zoster. Ditularkan melalui kontak langsung atau lewat jalur pernafasan. Dengan masa inkubasi 10 – 21 hari.
Pemeriksaan yang digunakan adalah dengan pemeriksaan serologi IgM varisella zoster yang akan meningkat dalam 2 minggu pada tes ELISA
b. Gambaran Umum
Penilaian klinik dapat berupa :
Demam seperti influenza
Timbul erupsi kemerahan pada kulit diikuti dengan terbentuknya vesikel pada punggung, muka dan emtrimitas.
Gatal dan nyeri pada daerah lesi
Dapat menginfeksi janin secara transplasenter
c. Pengaruh terhadap kehamilan
Persalinan preterm, ensefalitis dan pneumonia. Kalau terjadi dalam 3 minggu sebelum kehamilan risko infeksi yaitu 24 %. JIka terjadi dalam 5 – 21 hari sebelum persalinan dan bayi terinfeksi dapat sembuh dengan sendirinya.
JIka terjadi 4 hari sebelum kelahiran dan 2 hari setelah kelahiran, bayi sangat berisiko dan dapat terjadi kematian.
VZIG (virus zoster imuno globulin) diberikan pada bayi ini dalam 72 jam kelahiran dianjurkan setelah terkena zoster. Vaksin ini terdiri dari virus yang dilemahkan dan kontraindikasi pada kehamilan.
d. Penanganan
Rawat jalan bila tanpa komplikasi, rawat inap bila disertai komplikasi
Terapi asimptomatik berupa antipiretik (parasetamol 3 x 500 mg), gatal dan nyeri kulit (talk salicil) dan antitusif (naskopin).
Antiviral : asiklovir 200 mg setiap 4 jam
Terapi untuk komplikasi
Pneumonia
Ampisilin 3 x 1 gr (dosis awal IV dilanjutkan oral)
Gentamisin 2 x 80 mg
atau
amoksilin + asam klavulamat 3 x 500 mg (dosis awal IV dilanjutkan oral)
Abortus : evakuasi dengan Dilatasi dan Kuretase
Partus Prematurus : tata laksana janin premature
Antisipasi Varisella kongenital
Jika bayi lahir sebelum memnerima antibody varisella dari ibu, bayi tersebut mungkin akan mengalami varisella diseminata, segera beri immunoglobulin varisela zoster
Bayi yang cukup bulan yang terinfeksi varisella antara umur 5 – 10 hari akan menunjukkan gejala penyakit yang lebih berat, dibandingkan dengan varisela yang timbul pada atau segera setelah lahir sehingga memerlukan perawatan intensif.
7. TOXOPLASMOSIS
a. Penyebab
Penyebab adalah Toksoplasma gondii
Penularannya melalui makanan mentah atau kurang masak, yang tercemar ekskreta kucing yang terinfeksi. Pembawa toksoplasmosis yaitu : tikus, burung merpati, ayam, binatang ternak seperti kerbau, sapi atau kambing.
Akibat infeksi toksoplasma ini 4 % terjadi abortus, 3 % lahir mati dan 20 % dengan tokso bawaan.
b. Pengaruh pada kehamilan
Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, kehamilan lanjut menyebabkan kelainan congenital : korioretinitis, hidrosefalus, mikrosefali, mikroftalmia, hepatosplenomegali, adenopati, kejang-kejang atau keterlambatan mental.
c. Penanganan
1) Konseling yang berkaitan dengan infeksi toksoplasma, risiko terhadap fungsi reproduksi dan hasil konsepsi
2) dapat dilaksanakan pengobatan secara rawat jalan
3) Selama kehamilan ibu diterapi dengan spiramisin atau setelah kehamilan 14 minggu ibu diberi terapi Pirimethamin atau sulfonamide. Gabungan dari obat pirimethamin dan sulfonamide atau antibiotika spiramisin dapat menanggulangi infeksi dan menghambat kelanjutan proses anomaly congenital (tergantung tahapannya).
4) Evaluasi kondisi antigen dan titer immunoglobulin anti toksoplasma
5) Upayakan persalinan pervaginam dan apabila terjadi CPD karena hidrosefali, lakukan kajian USG untuk pilihan penyelesaian pervaginam.
6) Memakai sarung tangan bila berkebun, menghindari makan daging mentah
DAN PERSALINAN
1. SIFILIS
a. Penyebab
Treponema palidum. Masa tunasnya 2 – 6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah masuknya kuman ke dalam tubuh.
b. Jenis
Sifilis ada dua yaitu yaitu :
o Sifilis congenital yaitu sifilis yang dibawa bayi sejak lahir
o Sifilis akuisita yaitu sifilis yang ditularkan melalui hubungan seks dengan pasangan penderita sifilis
Berdasarkan stadiumnya, sifilis dibagi menjadi :
1) Lues primer : Luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri, biasanya tunggal. Terdapat pada mulut, dubur atau alat kelamin. Luka dapat berupa bintik dan dapat berkembang menjadi borok yang mengeluarkan cairan tanpa warna (tetapi bukan darah), teraba bundar atau oval dan keras.
2) Lues sekunder : bintil / bercak merah ditubuh, masa laten tanpa gejala klinis yang jelas. Pada tahap ini orang merasa tidak sehat, muncul gangguan pada kulit yang berupa ruam merah gelap. Ruam tersebut muncul pada bagian belakang kaki, dan dibagian muka lengan dan sering juga pada tubuh, wajah, tangan dan kaki bagian bawah. Kelenjar seluruh tubuh dapat menjadi bengkak. pada stadium ini luka sangat mudah menular.
3) Lues laten : Dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai bertahun-tahun, tanpa gejala.
4) Tersier : Kelainan saraf, jantung, pembuluh darah dan kulit. Hal ini dapat menyebabkan kematian, kebutaan, kelumpuhan.
c. Pengaruh sifilis terhadap kehamilan
• Infeksi pada janin terjadi setelah 16 minggu kehamilan, dimana treponema telah dapat menembus barier plasenta
• Akibat yang timbul : kematian janin, partus prematurus, gangguan pertumbuhan intra uteri atau dapat berupa cacat bawaan (sirosis hepatic, spenomegali, pankreatitis congenital)
d. Therapi :
1) Benzatin Penisilin 4,8 juta unit IM setiap minggu hingga 4 kali pemberian
2) Doksisiklin 200 mg oral dosis awal. dilanjutkan dengan 2 x 100 mg oral hingga 20 hari
3) Seftriakson 500 mg IM selama 10 hari
Pada bayi :
Setiap bayi dengan dugaan atau terbukti menderita sifilis congenital, hendaknya dilaksanakan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologic tiap bulan sampai negative. Beri salah satu antibiotic berikut :
4) Benzatin penisilin 300.000 iu/kgBB per minggu hingga 4 kali pemberian
5) Seftriakson 50 mg/kgBB dosis tunggal per hari hingga 10 hari
6) Terapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan dan penggunaan instrument
7) Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri
8) Pastikan pengobatan lengkap dan control terjadwal
9) Pantau lesi kronik atau gejala neurologik yang menyertai
2. HIV / AIDS
a. Penyebab
Human immunedeficiency Virus. Yaitu sejenis kuman yang dapat menyerang system kekebalan tubuh manusia, yaitu dengan merusak sel darah putih.
Dapat ditularkan melalui :
Hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV
Transfusi darah yang tercemar HIV
Pemakaian alat-alat seperti jarum suntik secara bersamaan.
Ibu hamil penderita HIV kepada bayi yang dikandungnya melalui plasenta.
b. Gambaran Umum
Penilaian Klinik
• Penyakit Aquired Imunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit yang relative baru tetapi menimbulkan banyak masalah kesehatan, terutama sekali bila terjadi pada ibu hamil.
• Termasuk Penyakit Menular Seksual (MPS), tetapi dapat pula melalui darah atau produk darah yang terinfeksi, tusukan/luka benda tajam yang tercemar.
• Penyakit ini ditandai dengan gangguan system kekebalan tubuh sehingga mudah terjadi infeksi oleh mikroorganisme oportunitis dan timbulnya tumor spesifik.
• Diagnosis melalui pemeriksaan serologic dengan metode ELISA.
• Transmisi dari ibu ke janin, dapat terjadi secara transplasenter, saat persalinan dan (jarang sekali) melalui air susu ibu.
c. Penanganan
Penapisan dilakukan sejak asuhan ante natal dan pengujian dilakukan atas permintaan [asien dimana setelah proses konseling risiko PMS dan hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan memandang perlu pemeriksaan tersebut.
Upayakan ketersediaan uji serologic (ELISA)
Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang berkaitan dengan kehamilan dan risiko yang dihadapi.
Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative, lakukan konseling untuk upaya prefentif (penggunaan kondom).
Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi oportunitis
Lakukan terapi sesegera mungkin, terutama bila konsetrasi virus 30.000 – 50.000 kopi RNA/ml atau jika CD4 menurun secara drastic.
Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang dihadapi (pervaginam atau perabdominal, perhatikan prinsip pencegahan infeksi).
3. GONORHOE
a. Penyebab
Kuman Neisseria Gonorrhe dan ditularkan melalui hubungan seksual. Masa tunas antara 2 – 5 hari.
b. Gambaran Umum
Keluhan yang umum adalah rasa sakit dan panas saat buang air kecil atau disertai dengan keluarnya nanah dari alat kemaluan berwarna kuning kehijauan.
Pada wanita biasanya tanpa disertai gejala atau rasa sakit. keputihan berwarna kental dan kekuningan, dan adanya rasa nyeri pada rongga panggul jika sudah terjadi komplikasi.
c. Pengaruh terhadap kehamilan
Komplikasi pada trimester pertama adalah salpingitis gonoroika, salfingo-ooforitis dan pelvioperitonitis, yang disebabkan oleh bakteri yang naik dari serviks ke endosalping.
Pada permulaan kehamilan trimester II, bakteri dari serviks uteri tidak dapat mencapai ke daerah endosalping karena korion sudah melekat deng desidua dan menutup kavum uteri.
d. Penanganan
1) Pada kehamilan
Pada masa kehamilan, brikan salah satu antibiotika di bawah ini :
Ampisilin 2 gr IV dosis awal, lanjutkan dnegan 3 x 1 gr oral selama 7 hari
Ampisilin + sulbaktam 2,25 gr oral dosis tunggal
Spektinomisin 2 gr IM dosis tunggal
Seftriakson 500 mg IM dosis tunggal
2) Pada nifas
Bila pada masa nifas berikan salah satu antibiotic berikut ini :
Sipofloksasin 1 gr oral dosis tunggal
Trimethoprim + sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal
3) Ofthalmia neonatorum (konjungtivitis) yang disebabkan oleh gonohre (waktu bayi melalui jalan lahir) , diobati dengan garamisin tetes mata 3 x 2 tetes dan salah satu antibiotic di bawah ini :
Ampisilin 50 mg/kg BB IM selama 7 hari
Amoksisiklin + asam klavulanat 50 mg/KgBB IM selama 7 hari
Seftriakson 50 mg/kg BB IM dosis tunggal
4) Lakukan konseling tentang penggunaan metoda barier dalam melakukan hubungan seksual selama pengobatan, upayakan pencegahan lanjutan, risiko PMS terhadap ibu dan bayi yang dikandungnya / dilahirkan.
5) Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6) Buat jadwal kunjungan ulang dan pastikan pasien (dan pasangannya) akan menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.
4. CYTOMEGALOVIRUS (CMV)
a. Penyebab
Virus CMV (Citomegalovirus ) termasuk dalam keluarga virus herpetoviridae. Infeksi virus ini dapat terjadi pada bayi, anak-anak dan remaja yang sedang aktif dalam kegiatan seksual aktif.
b. Epidemiologi
Penularan CMV dari ibu ke janin bila terjadi infeksi selama kehamilan adalah sebesar 40 %. 10 – 15 % janin yang terinfeksi CMV, lahir disertai gejala. Penderita infeksi primer tidak menunjukkan gejala khusus, tetapi virus tetap hidup dengan status “ laten ”. Virus ini akan aktif bila inang mengalami penurunan kondisi fisik seperti wanita yang sedang hamil atau orang yang mengalami pencangkokan organ. Jika infeksi pada wanita hamil terjadi pada awal kehamilan maka kelainan yang ditimbulkan semakin besar.
c. Penularan
• transfuse darah
• Ibu ke janin lewat plasenta
• Gantian jarum suntik
• Partus spontan
• Seksual (semen dan secret vaginal), ciuman intensif (saliva)
• urin
• Jaringan ginjal dan hepar pada transplantasi ginjal.
d. Akibat yang ditimbulkan
• Kelainan congenital janin : hidrosefalus, mikrosefalus, mikrophtalmia, ensefalitis, hepatosplenomegali dan kebutaan.
• Infeksi pada ibu hamil menyebabkan :
- Lahir premature
- BB rendah
- memperlihatkan gejala kuning
- Ukuran kepala lebih kecil
- Pengkapuran otak
- Pembesaran hati dan limfa
- kerusakan pada mata dan telinga
- Keterbelakangan mental
- Gangguan pembentukan darah
Sekitar 1/1000 dari bayi lahir cacat karena CMV dan disebut mengidap CMV syndrome
e. Terapi : belum ada terapi yang manjur untuk infeksi ini.
Alternatif yang diberikan adalah :
1) Anak
• Glaciclovir per infuse
a) 5 mg / 8 kgBB / 2x sehari selama 2 minggu
b) 7,5 mg / 13 kgBB / 2xsehari selama 2 minggu dilanjutkan dengan 10 mg / 13 KgBB / 3 x seminggu selama 3 bulan
2) Dewasa
Infus Glaciclovir 500 mg dalam larutan RL atau Asering 500 cc untuh 3 tahap. Masing-masing tahap 3 vial 500 mg selama 24 jam
Bagi penderita cangkok ginjal atau hepar dan penderita AIDS cara pemberian disesuaikan dengan kondisi penderita.
Rencana mendatang adalah Valganciclovir 10 kali lipat lebih baik daripada Glaciclovir oral.
5. HERPES GENITALIS
A. Penyebab
Penyebab adalah HSV2 (dimukosa alat kelamin) dan sebagian kecil HSV1 (dimukosa mulut).
Masa inkubasi sekitar 3 – 7 hari.
HSV 1 : bagian paling disukai adalah lendir mukosa di mata dan mulut, hidung dan telinga. Berupa vesikel-vesikel kecil tersebar
HSV 2 : bagian paling disukai adalah pada alat kelamin dan peri anal. Bercak vesikel besar, tebal dan berpusat.
B. Gambaran Umum
Timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis
kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah 2 – 3 hari, bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
5 atau 7 hari kemudian, vesikel pecah dan keluar cairan jernih dan pada lokasi vesikel yang pecah timbul korepeng.
Bila mengenai regio genetalis yang cukup luas dapat m enyebabkabn gangguan mobilitas, vaginitis, uretritis, sistitis.
Gejala awal dapat berupa rasa terbakar dan gatal pada daerah lesi, setelah lesi timbul diikuti gejala malaise, demam, nyeri otot dan nyeri saraf. Lesi dapat berbentuk vesikel berkelompok dan mudah pecah. Kelenjar limfe regional dapat membesar dan nyeri pada perabaan.
C. Pengaruh terhadap kehamilan
Dapat menimbulkan abortus, anomaly congenital dan infeksi pada neonatus (conjungtivitis / keratitis, ensefalitis, vesikulitis kutis, ikterus dan konvulsi).
D. Penanganan
1) Atasi nyeri dan demam dengan parasetamol 3 x 500 mg
2) Bersihkan lesi dengan larutan antiseptic dan kompres dengan air hangat. Setelah nyeri berkurang, keringkan dan oleskan asiklovir 5 % topical
3) Berikan asiklovir oral 200 mg tiap 4 jam
4) Rawat inap bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, retensi urin, konvulsi, neurosis, reaksi neurologik local, KPD, partus prematurus.
5) Obati pasangan dengan asiklovir oral selama 7 hari
6) BIla diputuskan untuk partus pervaginam, hindarkan transmisi ke bayi atau penolong.
6. VARICELLA
a. Penyebab
Virus varisella zoster. Ditularkan melalui kontak langsung atau lewat jalur pernafasan. Dengan masa inkubasi 10 – 21 hari.
Pemeriksaan yang digunakan adalah dengan pemeriksaan serologi IgM varisella zoster yang akan meningkat dalam 2 minggu pada tes ELISA
b. Gambaran Umum
Penilaian klinik dapat berupa :
Demam seperti influenza
Timbul erupsi kemerahan pada kulit diikuti dengan terbentuknya vesikel pada punggung, muka dan emtrimitas.
Gatal dan nyeri pada daerah lesi
Dapat menginfeksi janin secara transplasenter
c. Pengaruh terhadap kehamilan
Persalinan preterm, ensefalitis dan pneumonia. Kalau terjadi dalam 3 minggu sebelum kehamilan risko infeksi yaitu 24 %. JIka terjadi dalam 5 – 21 hari sebelum persalinan dan bayi terinfeksi dapat sembuh dengan sendirinya.
JIka terjadi 4 hari sebelum kelahiran dan 2 hari setelah kelahiran, bayi sangat berisiko dan dapat terjadi kematian.
VZIG (virus zoster imuno globulin) diberikan pada bayi ini dalam 72 jam kelahiran dianjurkan setelah terkena zoster. Vaksin ini terdiri dari virus yang dilemahkan dan kontraindikasi pada kehamilan.
d. Penanganan
Rawat jalan bila tanpa komplikasi, rawat inap bila disertai komplikasi
Terapi asimptomatik berupa antipiretik (parasetamol 3 x 500 mg), gatal dan nyeri kulit (talk salicil) dan antitusif (naskopin).
Antiviral : asiklovir 200 mg setiap 4 jam
Terapi untuk komplikasi
Pneumonia
Ampisilin 3 x 1 gr (dosis awal IV dilanjutkan oral)
Gentamisin 2 x 80 mg
atau
amoksilin + asam klavulamat 3 x 500 mg (dosis awal IV dilanjutkan oral)
Abortus : evakuasi dengan Dilatasi dan Kuretase
Partus Prematurus : tata laksana janin premature
Antisipasi Varisella kongenital
Jika bayi lahir sebelum memnerima antibody varisella dari ibu, bayi tersebut mungkin akan mengalami varisella diseminata, segera beri immunoglobulin varisela zoster
Bayi yang cukup bulan yang terinfeksi varisella antara umur 5 – 10 hari akan menunjukkan gejala penyakit yang lebih berat, dibandingkan dengan varisela yang timbul pada atau segera setelah lahir sehingga memerlukan perawatan intensif.
7. TOXOPLASMOSIS
a. Penyebab
Penyebab adalah Toksoplasma gondii
Penularannya melalui makanan mentah atau kurang masak, yang tercemar ekskreta kucing yang terinfeksi. Pembawa toksoplasmosis yaitu : tikus, burung merpati, ayam, binatang ternak seperti kerbau, sapi atau kambing.
Akibat infeksi toksoplasma ini 4 % terjadi abortus, 3 % lahir mati dan 20 % dengan tokso bawaan.
b. Pengaruh pada kehamilan
Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, kehamilan lanjut menyebabkan kelainan congenital : korioretinitis, hidrosefalus, mikrosefali, mikroftalmia, hepatosplenomegali, adenopati, kejang-kejang atau keterlambatan mental.
c. Penanganan
1) Konseling yang berkaitan dengan infeksi toksoplasma, risiko terhadap fungsi reproduksi dan hasil konsepsi
2) dapat dilaksanakan pengobatan secara rawat jalan
3) Selama kehamilan ibu diterapi dengan spiramisin atau setelah kehamilan 14 minggu ibu diberi terapi Pirimethamin atau sulfonamide. Gabungan dari obat pirimethamin dan sulfonamide atau antibiotika spiramisin dapat menanggulangi infeksi dan menghambat kelanjutan proses anomaly congenital (tergantung tahapannya).
4) Evaluasi kondisi antigen dan titer immunoglobulin anti toksoplasma
5) Upayakan persalinan pervaginam dan apabila terjadi CPD karena hidrosefali, lakukan kajian USG untuk pilihan penyelesaian pervaginam.
6) Memakai sarung tangan bila berkebun, menghindari makan daging mentah
bak saya lia mau bertanya kalau sepilis dengan raja singa itu sama apa ga saya setiap berhubungan dengan suami saya selalu tidak nyaman dan merasa sakit dan perih karena ada bintik-bintik di pinggir vagina saya warnanya merah bintik kecil itu timbul setiap saya berhubungan dan setelah sehari berhubungan bintik-bintik itu hilang. saya sudah berobat ke dokter dan katanya itu hanya hanya lembap saja dan saya kurang puas dengan penjelasannya saya mohon penjelasannya dong bak. saya sudah menikah selama 6 tahun belum juga hamil dan saya juga sudah periksa ke dokter kandungan katanya kami berdua bagus juga sperma suami saya juga bagus itu kenapa ya bak helse saya mohon penjelasannya dan saya mohon maaf sudah mengganggu kesibuk bak helse sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih.....
BalasHapus