HAND OUT
Mata Kuliah : Askeb IV (Patologi)
Topik : Vakum Ekstraksi
Sub Topik :
Waktu : 2 x 60 menit (1 T & 1P)
Dosen :
Objektif Perilaku siswa :
1. Setelah mempelajari job sheet dan mengikuti demonstrasi, mahasiswa dapat menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan tindakan vakum ekstraksi dengan benar sesuai dengan standar.
2. Setelah mempelajari job sheet dan mengikuti demonstrasi, mahasiswa dapat melakukan tindakan vakum ekstraksi dengan urutan dan langkah yang benar sesuai dengan standar.
Sumber Pustaka :
1. Saifuddin A. B, 2002, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Jakarta, YBPSP, Hal P-21.
2. Saifuddin A.B, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Jakarta, JNPKKR – POGI / YBPSP, Hal 495.
3. Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri Jilid 2, Jakarta EGC, Hal 63.
I. PENDAHULUAN
Tahun 1956, Malsmstrom membuat alat ekstraktor vakum yang telah diperhitungkannya dengan seksama dan teliti. Menurutnya pemakaian ekstraktor vakum lebih aman daripada pemakaian forsep, jika dilakukan oleh orang yang telah terampil dan terlatih.
II. PENYAJIAN
A. PEMBAHASAN TEORI
1. Pengertian :
Ekstraksi Vakum : meruoakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi.
Oleh karena itu, kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang sama.
Tarikan pada kulit kepala bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif (vakum). Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala yang yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput artifisialis.
Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu : tekanan intra uterin (oleh kontraksi), tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi vakum).
2. Indikasi :
Ø Kelelahan ibu
Ø Partus tak maju
Ø Toksemia Gravidarum
Ø Ruftura uteri imminens
Ø Untuk mempersingkat kala II, pada ibu-ibu yang tidak boleh mengejan lama, seperti ibu-ibu yang menderita vitium cordis, anemia, tuberkulosis paru, asma bronkial, dan lain-lain.
3. Kontra Indikasi :
Ø Malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka, bokong)
Ø Panggul sempit (disproporsi kepala panggul)
4. Syarat :
Ø Presentasi belakang kepala / verteks
Ø Janin cukup bulan
Ø Pembukaan lengkap atau hampir lengkap
Ø Kepala H.III atau 1/5 – 2/5 (Puskesmas H.IV / dasar panggul)
Ø Tidak ada kesempitan panggul
Ø Anak hidup dan tidak gawat janin
Ø Kontraksi baik
Ø Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan
5. Kelebihan :
Ø Dapat digunakan pada :
o Pembukaaan serviks uteri yang belum lengkap, dengan menggunakan vakum ekstraktor maka pembukaan serviks dapat dipercepat secara mekanis (sebaiknya dilakukan pada pembukaan serviks sekurang-kurangnya 7 cm.
o Pada kepala janin belum turun (engaged)
Ø Tidak memerlukan anestesi umum
Ø Komplikasi pada ibu maupun janin lebih sedikit
6. Kekurangan :
Ø Waktu untuk melahirkan janin lebih dari ekstraksi forsep (lebih dari 6 menit)
Ø Ekstraksi vakum tidak dapat dipergunakan pada :
o Letak muka
o Kaput suksedaneum yang sudah besar
o Gawat janin yang berat
o Kepala menyusul (after coming head) pada letak sungsang
o Disproporsi sefalo pelvik
7. Komplikasi :
a. Pada ibu :
Ø Robekan pada serviks uteri
Ø Robekan pada dinding vagina, perineum
b. Pada Anak :
Ø Perdarahan dalam otak
Ø Kaput suksedaneum artifisialis, yang biasanya akan hilang sendiri setelah 24 - 48 jam.
Menurut pengalaman, kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan anak lebih kecil pada ekstraksi vakum daripada dengan ekstraksi forsep.
oleh: helse nopiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar