SELAMAT DATANG DI SITUS BIDAN SMART HELSE NOPIANA
Tampilkan postingan dengan label job sheet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label job sheet. Tampilkan semua postingan

2.14.2011

J O B SHEET


J O B   S H E E T


NAMA PERASAT              :     ASUHAN DAN PEMANTAUAN KALA IV

UNIT                                     :     ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
REFERENSI                       :
  1. Buku Acuan : Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, 2002.
  2. Departemen Kesehatan RI, 1999, Buku 1 Standar Pelayanan Kebidanan.

 


OBYEKTIF PERILAKU SISWA

Mahasiswa dapat :
  1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk perasat asuhan dan pemantauan kala IV.
  2. Melaksanakan prosedur dan langkah-langkah asuhan dan pemantauan kala IV secara sistematis.

PETUNJUK
  1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan
  2. Baca dan pelajari lembar kerja / job sheet yang sudah disediakan
  3. Ikuti petunjuk instruktur
  4. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan

KESELAMATAN KERJA
  1. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan
  2. Sebelum prosedur, dekatkan alat dan bahan
  3. Gunakan alat sesuai dengan kegunaannya
  4. Perhatikan teknik septik dan aseptik dalam melakukan prosedur

PERALATAN
  1. Tempat tidur / meja
  2. Shcort
  3. Air bersih dan sabun untuk cuci tangan
  4. Handuk kecil
  5. Hecting Pack => Bak steril – berisi :
-          Spuit 10 cc     :     1 buah
-          Nald foeder   :     1 buah
-          Pincet chirurgis    1 buah
-          Jarum otot      :     1 buah
-          Jarum kulit     :     1 buah
-          Gunting benang   1 buah
-          Benang Chromic / catgut 2.0
-          Sarung tangan DTT 1 pasang
-          Duk DTT
-          Lidocain 1% 20 cc
-          Kasa dan tampon
  1. Larutan klorin 0,5 %

PERLENGKAPAN
  1. Phantoom Panggul
  2. Model anatomi luka perineum atau busa
  3. Head lamp
  4. Untuk ibu
  5. Untuk pencegahan infeksi

PROSEDUR PELAKSANAAN


NO

LANGKAH KERJA
GAMBAR

I. PEMIJATAN UTERUS


1.


2.






Setelah lahirnya plasenta:
Lakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus berkontraksi.

Lakukan evaluasi tinggi fundus uteri dengan meletakkan jari tangan secara melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih bawah. Misalnya, jika dua jari bias diletakkan di bawah pusat dan di atas fundus uteri maka di sebut “dua jari di bawah pusat”.

II. MEMEPERKIRAKAN KEHILANGAN DARAH

3.







Memperkirakan kehilangan darah  secara akurat sangat sulit dilakukan. Cara yang dianjurkan adalah dengan melihat darah dan memperkirakan berapa banyak botol berukuran 500 ml yang bisa dipenuhi darah tersebut.

Jika darah bisa mengisi 2 botol, ibu telah kehilangan 1 liter darah. Jika darah bisa mengisi setengah botol, ibu kehilangan 250 ml darah.

III. MEMERIKSA PERINEUM DAN PERDARAHAN AKTIF

4.


5.




Lakukan evaluasi terhadap adanya laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina.


Nilai perluasan laserasi perineum (tentukan derajat I / II / III atau IV).
Ingat untuk derajat I tidak perlu penjahitan, derajat III dan IV harus dirujuk. Dalam hal ini hanya derajat II yang boleh dilakukan penjahitan oleh bidan.

IV PENJAHITAN LUKA PERINEUM TK. II


6.





7.

PERSIAPAN

Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada di tepi tempat tidur atau meja. Topang kakinya dengan alat penopang atau minta anggota keluarga untuk memegang kaki ibu tetap berada pada posisi litotomi.


Tempatkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu.

8.
Jika mungkin tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum bias dilihat dengan jelas.



9.
Gunakan teknik aseptic pada saat memeriksa robekan atau episiotomi, memberikan annestesi local dan menjahit luka:
-   Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
-   Pakai sarung tangan DTT / steril
-   Dengan teknik aseptic, persiapkan peralatan dan bahan-bahan DTT untuk penjahitan.

10.



11.
Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bias dengan mudah dilihat dan penjahitan bias dilakukan tanpa kesulitan.

Gunakan kasa DTT untuk menyeka vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil menilai dalam dan luasnya luka. Pastikan bahwa laserasi/sayatan perineum hanya merupakan derajat I/II.


12


13



ANESTESI LOKAL
Jelaskan pada ibu apa yang akan anda lakukan dan Bantu ibu merasa santai.

Hisap 10 ml lidokain 1% ke dalam spuit 10 ml. (Jika tidak tersedia lidokain 1%, buat dengan lidokain 2% : Aquadest => 1 : 1).


14



15






Tusukkan jarum ke ujung atau pojok laserasi / sayatan lalu tarik jarum sepanjang tepi luka ( ke arah bawah di antara mukosa dan kulit perineum).

Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di dalam pembuluh darah. Jika darah masuk ke tabung suntik, jangan suntikkan lidokain dan tarik jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali.


16


17
Suntikkan anestesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik perlahan-lahan.

Tarik jarum hingga sampai ke bawah tempat di mana jarum tersebut disuntikkan


18
Arahkan  lagi jarum ke daerah di atas tengah luka dan ulangi langkah ke-14. Tusukkan jarum untuk ketiga kalinya dan sekali lagi ulangi langkah ke-14 sehingga tiga garis di satu sisi luka mendapatkan anestesi lokal. Ulangi proses ini di sisi lain dari luka tersebut. Setiap sisi luka akan memerlukan kurang lebih 5 ml lidokain 1% untuk mendapatkan anestesi yang cukup.



19



20



21
PENJAHITAN
Chek apakah masih terasa sakit atau tidak daerah teranestesi dengan sedikit cubitan menggunakan pincet.

Tempatkan jarum pada pemegang jarum (nald foedeer) dengan sudut 90 derajat, dan jepit jarum tersebut hingga kuat.

Pasang benang catgut sesuai panjang luka pada jarum.

22
Bila sudah tidak terasa sakit, buat jahitan pertama ± 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina. Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih pendek dari ikatan.


23


24
Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen.

Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bbagian antara jarum di perineum dan bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.

25
Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan bahwa jarak setiap jahitan jahitan sama dan otot yang terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke edalam otot, mungkin perlu untuk melakukan satu atau dua lapis jahitan terputus-putus untuk menghentikan perdarahan dan / atau mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.

26
Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis kedua. Periksa lubang bekas jarum. Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan luka yang tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.

27
Tusukkan jarum dari robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang cincin himen.



28
Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan sekitar 1,5 cm. Jika ujung benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar

29



30
Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal di dalam.

Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke dalam anus. Raba apakah ada jahitan pada rectum. Jika ada jahitan yang teraba, ulangi pemeriksaan rectum enem minggu pasca persalinan. Jika penyembuhan belum sempurna (misalkan ada fistula rektovaginal atau jika ibu melaporkan inkontensia alvi atau feses), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.

31



Cuci daerah genetal dengan lembut dengan sabun dan air DTT, kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman.



Nasehati ibu untuk :
-    menjaga perineumnya selalu bersih dan kering
-    hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya
-    cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampai empat kali per hari.
Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya. Ibu harus kembali lebih awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.



J O B SHEET


J O B   S H E E T


NAMA PERASAT              :     MANAJEMEN AKTIF KALA III

UNIT                                     :     ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
REFERENSI                       :
  1. Buku Acuan : Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, 2002.
  2. Departemen Kesehatan RI, 1999, Buku 1 Standar Pelayanan Kebidanan.

 


OBYEKTIF PERILAKU SISWA

Mahasiswa dapat :
  1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk perasat manajemen aktif kala III.
  2. Melaksanakan prosedur dan langkah-langkah manajemen aktif kala III secara sistematis.

PETUNJUK
  1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan
  2. Baca dan pelajari lembar kerja / job sheet yang sudah disediakan
  3. Ikuti petunjuk instruktur
  4. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan

KESELAMATAN KERJA
  1. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan
  2. Sebelum prosedur, dekatkan alat dan bahan
  3. Gunakan alat sesuai dengan kegunaannya
  4. Perhatikan teknik septik dan aseptik dalam melakukan prosedur

PERALATAN
  1. Tempat tidur / meja
  2. Oksitosin dan spuit
  3. Air bersih dan sabun untuk cuci tangan
  4. Handuk kecil
  5. Sarung tangan
  6. Larutan klorin 0,5 %
  7. Tempat plasenta

BAHAN
Phantoom Panggul dan Plasenta












PROSEDUR PELAKSANAAN


NO

LANGKAH KERJA
GAMBAR

I. PEMBERIAN SUNTIKAN OKSITOSIN

1.


2.


3.

4.
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk perasat manajemen aktif kala III.

Segera berikan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk diberi ASI.

Letakkan kain bersih diatas perut ibu.

Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain.

5.



6.
Beritahukan pada ibu bahwa ia akan disuntik.



Selambat-lambatnya dalam 2 menit setelah bayi lahir, segera suntikkan Oksitosin 10 IU IM pada 1/3 bagian atas paha kanan bagian luar.

II. PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI

7.

8.



9.

Bidan berdiri disamping kanan ibu.


Pindahkan klem kedua yang telah dijepit sewaktu kala II persalinan pada tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva.

-          Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (alasi dengan kain) tepat di atas tulang pubis.
-          Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan tali pusat.
-          Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat, kemudian tangan pada dinding abdomen menekan korpus uteri ke bawah-atas (dorso-kranial) korpus.
-          Lakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya inversio uteri.

10.


11.

Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga ada kontraksi yang kuat (sekitar 2 / 3 menit).


Pada saat kontraksi mulai (uterus bulat atau tali pusat memanjang), tegangkan kembali tali pusat ke arah bawah dengan hati-hati. Bersamaan dengan itu, tetap lakukan penekanan korpus uteri ke arah dorso-kranial hingga plasenta terlepas dari tempat implantasinya.

12.

Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik sejak dimulainya PTT & tidak ada tanda yang menun-jukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan PTT.

-   Pegang klem dan tali pusat dengan lembut dan tunggu sampai kontraksi berikutnya. Jika perlu, pindahkan klem lebih dekat ke perineum pada saat tali pusat memanjang. Pertahankan kesabaran pada saat melahirkan plasenta.
-   Pada saat kontraksi berikutnya terjadi, ulangi PTT dan lakukan tekanan dorso kranial pada uterus secara serentak. Ikuti langkah-langkah tersebut pada setiap kontraksi hingga terasa plasenta terlepas dari dinding uterus.

13.




14.





15.

Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran sehingga plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat ke arah bawah mengikuti arah jalan lahir


Pada saat plasenta terlihat di introitus vagina, teruskan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Selaput ketuban mudah robek; pegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan lembut putar plasenta hingga selaput terpilin.

Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban.

III. PEMIJATAN FUNDUS UTERI

16.

17.




18.

Letakkan telapak tangan pada fundus uteri.


Jelaskan tindakan ini kepada ibu, katakana bahwa ibu mungkin merasa kurang nyaman. Anjurkan ibu untuk menarik napas dalam, perlahan dan berlaku tenang.

Dengan lembut tapi mantap, gerakkan tangan secara memutar pada fundus uteri sehingga uterus berkontraksi. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik, lakukan penatalaksanaan atonia uteri.

19.











Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh :

-   Periksa sisi maternal plasenta untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh.
-   Pasangkan bagian-bagian plasenta yang robek atau terpisah untuk memastikan tidak ada bagian yang hilang
-   Periksa plasenta bagian foetal untuk memastikan tidak ada kemungkinan plasenta suksenturiata.
-   Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya.


20.







21.
Periksa uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik. Jika uterus masih belum berkontraksi, ulangi pemijatan fundus uteri. Ajarkan ibu dan keluarganya cara melakukan pemijatan uterus sehingga segera dapat diketahui jika uterus tidak berkontraksi dengan baik.

Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pasca persalinan.


22.
Bersihkan tempat tidur dan buat ibu merasa nyaman. Letakkan instrumen dan peralatan lainnya ke dalam larutan klorin untuk dekontaminasi. Kemudian celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin kemudian lepas dalam keadaan terbalik. Lalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan.


J O B SHEET


J O B   S H E E T


NAMA PERASAT              :     RESUSITASI PADA BBL DENGAN ASFIKSIA

UNIT                                     :     ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
REFERENSI                       :
  1. WHO/9.1, halaman 7-11, 13-15, 25
  2. Life Saving Skills; halaman 6.3, 6.4, 6.13 (tambahan)
  3. Neonatal Resucitation, halaman 2.7-2.12, 2.22-2.23, 4.19-4.20, 4.22.

 


OBYEKTIF PERILAKU SISWA

Mahasiswa dapat :
  1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk perasat resusitasi pada BBL asfiksia.
  2. Melaksanakan prosedur dan langkah-langkah resusitasi pada BBL asfiksia  secara sistematis.

PETUNJUK
  1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan
  2. Baca dan pelajari lembar kerja / job sheet yang sudah disediakan
  3. Ikuti petunjuk instruktur
  4. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan

KESELAMATAN KERJA
  1. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan
  2. Sebelum prosedur, dekatkan alat dan bahan
  3. Gunakan alat sesuai dengan kegunaannya
  4. Perhatikan teknik septik dan aseptik dalam melakukan prosedur

PERALATAN DAN BAHAN
  1. Radiant Warmer / meja
  2. Panthoom bayi
  3. Penghisap lendir De Lee
  4. Jam
  5. Air bersih dan sabun untuk cuci tangan
  6. Handuk
  7. Selimut
  8. Kasa steril
  9. Ambu Bag dan Sungkup
  10. Spuit 10 cc
  11. Bikarbonat Natrikus 4,2%
  12. Dextrose 10%
  13. Sarung tangan
  14. Larutan klorin 0,5 %






PROSEDUR PELAKSANAAN


NO

LANGKAH KERJA
GAMBAR

I. MENCEGAH KEHILANGAN PANAS & MENGATUR POSISI BAYI

1.



Setelah bayi diletakkan di bawah radiant warmer, tubuh dan kepala bayi dikeringkan dengan handuk atau selimut hangat.
Lakukan penilaian:
-          Denyut jantung
-          Menangis
-          Pernafasan


2.




3.
Atur posisi kepala bayi sehingga leher dalam keadaan ekstensi, dengan mengganjal menggunakan lipatan kain dibawah punggung bayi.


Selimuti bayi kecuali kepala dan dada.



II. MEMBERSIHKAN JALAN NAFAS

4.


5.


6.

Miringkan kepala bayi agar cairan berkumpul di mulut.


Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir dari mulut dan kemudian hidung.

Nilai kembali keadaan bayi:
-   Apabila bayi bernafas spontan => lanjutkan dengan menilai frekuensi denyut jantung dan nilai warna kulit bayi.
-   Lakukan stimulasi taktil pada telapak kaki atau menggosok punggung.
-   Apabila setelah beberapa detik tidak terjadi reaksi (nafas spontan), mulai lakukan tindakan VTP.

III. TINDAKAN VTP (VENTILASI TEKANAN POSITIF)


7.


8.


9.




10.

Tanpa kantong & sungkup=> Mouth to Mouth

Pastikan bayi dalam posisi yang benar.
Posisi bidan dekat kepala bayi.

Taruh kasa pada mulut dan hidung bayi lalu letakkan mulut anda pada hidung dan mulut bayi.

Lakukan hembusan udara dengan lembut, sambil mengawasi naiknya rongga dada. Jika dada tidak mengembang, atur posisi kepala bayi dan coba lagi memberi hembusan udara yang sedikit lebih kuat.

Beri hembusan 40 kali per menit. Ambil sikap hati-hati pada saat meniup paru bayi. Paru bayi mudah rusak dan lebih kecil dibanding paru anda.


11.

12.



13.


14.



15.



16.
Dengan kantong dan sungkup
Cek kembali posisi bayi

Pilih sungkup yang tepat, tempatkan sungkup pada muka bayi, sehingga menutupi dagu, mulut dan hidung.

Pastikan sungkup menutup secara rapat sehingga tidak ada udara keluar.

Peras kantong hanya dengan dua jari atau seluruh tangan tergantung besarnya balon dengan tekanan yang tidak terlalu kuat.

Jika dada tidak mengembang, atur kembali posisi kepala dan sungkup muka, lalu coba lagi dengan tekanan yang sedikit lebih besar.

Lakukan ventilasi 40 – 60 kali per menit. Setelah 1 menit, periksa pernafasan spontan dan periksa denyut jantungnya.
-   Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi dan amati pernafasan, bila pernafasan normal (30-60 kali/menit), tidak perlu resusitasi lanjut.
-   Jika pernafasan lambat (<30 kali per menit), atau terjadi retraksi, lanjutkan ventilasi dan segera lakukan rujukan (butuh minimal 2 orang).
-   Jika pernafasan tidak ada setelah 20 menit ventilasi, hentikan ventilasi.


IV. PEMBERIAN MEDIKAMENTOSA

17.





18.
Setelah 3-4 menit tidak ada pernafasan spontan (denyut jantung <100 kali/menit), beri Bikarbonat Natrikus 4,2% 2 ml/kg BB dilarutkan dengan Dextrose 10% (1 : 1) disuntikkan perlahan-lahan ke dalam Vena Umbilikalis dalam waktu 5 menit.

Sementara pemberian tersebut, ventilasi tetap diteruskan. Bila denyut jantung <60 kali/menit, lakukan tindakan resusitasi lanjut.

V. PIJAT JANTUNG LUAR

19.


20.






21.



22.



23.
Cari sternum dan atur posisi jari-jari tepat di bawah garis putting di tengah dada.

Tekan langsung rongga dada dengan ibu jari, lakukan penekanan sternum sekitar 1,5 cm tiga kali setiap 2 detik dan kemudian berikan satu kali pernafasan. Tiap periode 3 kali kompresi dan satu kali ventilasi diberikan dalam 2 detik. Dalam 1 menit memberikan 90 kompresi dan 30 ventilasi (ratio 3 : 1).
Cara lain : Melingkari dada dengan kedua tangan dan menempatkan kedua jari pada sternum dan jari lainnya di punggung bayi.

Kedua ibu jari digunakan menekan sternum sambil jari-jari lainnya memberikan tahanan yang diperlukan dari bagian belakang.

Nilai denyut jantung setelah 30 detik. Jika denyut jantung masih <80, lanjutkan ventilasi dan kompresi jantung. Jika denyut jantung >80, lanjutkan ventilasi sampai timbul nafas spontan, tetapi hentikan kompresi jantung. Jika denyut jantung <60 kali/menit, siapkan rujukan.




VI. PENCEGAHAN INFEKSI

24.





25.
Masih menggunakan sarung tangan, masukkan peralatan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% dan cuci tangan dengan larutan klorin, kemudian lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam selama 10 menit.

Cuci tangan hingga lengan dengan sabun dan air bersih di bawah air mengalir kemudian keringkan tangan dengan handuk bersih.


EVALUASI


1.      Seluruh langkah kerja diselesaikan dengan urutan yang benar.
  1. Aturan keselamatan kerja diikuti selama prosedur pelaksanaan.
oleh: helse nopia