SELAMAT DATANG DI SITUS BIDAN SMART HELSE NOPIANA

2.14.2011

J O B SHEET


J O B   S H E E T


NAMA PERASAT              :     MANAJEMEN AKTIF KALA III

UNIT                                     :     ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
REFERENSI                       :
  1. Buku Acuan : Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, 2002.
  2. Departemen Kesehatan RI, 1999, Buku 1 Standar Pelayanan Kebidanan.

 


OBYEKTIF PERILAKU SISWA

Mahasiswa dapat :
  1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk perasat manajemen aktif kala III.
  2. Melaksanakan prosedur dan langkah-langkah manajemen aktif kala III secara sistematis.

PETUNJUK
  1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan
  2. Baca dan pelajari lembar kerja / job sheet yang sudah disediakan
  3. Ikuti petunjuk instruktur
  4. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan

KESELAMATAN KERJA
  1. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan
  2. Sebelum prosedur, dekatkan alat dan bahan
  3. Gunakan alat sesuai dengan kegunaannya
  4. Perhatikan teknik septik dan aseptik dalam melakukan prosedur

PERALATAN
  1. Tempat tidur / meja
  2. Oksitosin dan spuit
  3. Air bersih dan sabun untuk cuci tangan
  4. Handuk kecil
  5. Sarung tangan
  6. Larutan klorin 0,5 %
  7. Tempat plasenta

BAHAN
Phantoom Panggul dan Plasenta












PROSEDUR PELAKSANAAN


NO

LANGKAH KERJA
GAMBAR

I. PEMBERIAN SUNTIKAN OKSITOSIN

1.


2.


3.

4.
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk perasat manajemen aktif kala III.

Segera berikan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk diberi ASI.

Letakkan kain bersih diatas perut ibu.

Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain.

5.



6.
Beritahukan pada ibu bahwa ia akan disuntik.



Selambat-lambatnya dalam 2 menit setelah bayi lahir, segera suntikkan Oksitosin 10 IU IM pada 1/3 bagian atas paha kanan bagian luar.

II. PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI

7.

8.



9.

Bidan berdiri disamping kanan ibu.


Pindahkan klem kedua yang telah dijepit sewaktu kala II persalinan pada tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva.

-          Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (alasi dengan kain) tepat di atas tulang pubis.
-          Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan tali pusat.
-          Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat, kemudian tangan pada dinding abdomen menekan korpus uteri ke bawah-atas (dorso-kranial) korpus.
-          Lakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya inversio uteri.

10.


11.

Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga ada kontraksi yang kuat (sekitar 2 / 3 menit).


Pada saat kontraksi mulai (uterus bulat atau tali pusat memanjang), tegangkan kembali tali pusat ke arah bawah dengan hati-hati. Bersamaan dengan itu, tetap lakukan penekanan korpus uteri ke arah dorso-kranial hingga plasenta terlepas dari tempat implantasinya.

12.

Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik sejak dimulainya PTT & tidak ada tanda yang menun-jukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan PTT.

-   Pegang klem dan tali pusat dengan lembut dan tunggu sampai kontraksi berikutnya. Jika perlu, pindahkan klem lebih dekat ke perineum pada saat tali pusat memanjang. Pertahankan kesabaran pada saat melahirkan plasenta.
-   Pada saat kontraksi berikutnya terjadi, ulangi PTT dan lakukan tekanan dorso kranial pada uterus secara serentak. Ikuti langkah-langkah tersebut pada setiap kontraksi hingga terasa plasenta terlepas dari dinding uterus.

13.




14.





15.

Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran sehingga plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat ke arah bawah mengikuti arah jalan lahir


Pada saat plasenta terlihat di introitus vagina, teruskan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Selaput ketuban mudah robek; pegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan lembut putar plasenta hingga selaput terpilin.

Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban.

III. PEMIJATAN FUNDUS UTERI

16.

17.




18.

Letakkan telapak tangan pada fundus uteri.


Jelaskan tindakan ini kepada ibu, katakana bahwa ibu mungkin merasa kurang nyaman. Anjurkan ibu untuk menarik napas dalam, perlahan dan berlaku tenang.

Dengan lembut tapi mantap, gerakkan tangan secara memutar pada fundus uteri sehingga uterus berkontraksi. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik, lakukan penatalaksanaan atonia uteri.

19.











Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh :

-   Periksa sisi maternal plasenta untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh.
-   Pasangkan bagian-bagian plasenta yang robek atau terpisah untuk memastikan tidak ada bagian yang hilang
-   Periksa plasenta bagian foetal untuk memastikan tidak ada kemungkinan plasenta suksenturiata.
-   Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya.


20.







21.
Periksa uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik. Jika uterus masih belum berkontraksi, ulangi pemijatan fundus uteri. Ajarkan ibu dan keluarganya cara melakukan pemijatan uterus sehingga segera dapat diketahui jika uterus tidak berkontraksi dengan baik.

Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pasca persalinan.


22.
Bersihkan tempat tidur dan buat ibu merasa nyaman. Letakkan instrumen dan peralatan lainnya ke dalam larutan klorin untuk dekontaminasi. Kemudian celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin kemudian lepas dalam keadaan terbalik. Lalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar